Rabu, 02 Januari 2013



Tendangan Maut Aghi Wardhani

Sebenernya ini bukan kisah yang baru, Tapi kisah lama yang terkenang kembali. Langsung saja dibaca, dan kalau bisa tinggalkan komentar

Di sebuah Tempat les 2 tingkat dengan halaman depan yang cukup luas yang tersusun dari paving blok

Waktu itu saya pergi ketempat les untuk belajar.... tapi keseharian di tempat les itu gak belajar malah kayak yang nonton lawak... ketawa.. ketiwi.. gitu aja kerjaannya kalo ditempat les. Mungkin ilmu yang diserap Cuma 5%, (tapi kayaknya 2% aja). Tapi Saya seneng banget les disini. Nah.... ini profil temen temen saya yang ada ditempat les yaitu:

Yang pertama si Bos yang suka dipanggil Rama Simanjuntak... nama aslinya Ramdhani A.P. Nah... Rama ini sering ngajak maen bola kalau lagi istirahat. kemudian ada CS si rama... namanya Muhtazam... dia adalah orang dengan tubuh paling gede dibandingkan kami semua. Wajahnya yang hitam membuat dia semakin garang... namun wataknya yang lucu membuat kami senang... Muhtazam adalah sumber dari segala sumber kekonyolan. Mereka berdua (Rama dan Tazam) SMP-nya di MTSN 2 Bandung. Kemudian ada temen saya yang namanya Anugrah dia orang pendiem. Orangnya biasa biasa, gak banyak omong. SMP-nya di SMP YAS (kalau kata Muhtazam... YAS itu singkatan dari Yayasan Anak Sholeh.... sampai sekarang saya gak tau kepanjangannya apa). Kemudian ada temen saya namanya Aghi. Nama lengkapnya Aghi Wardhani. SMP-nya di SMPN 50 Bandung. Dia satu SD sama saya dan sekaligus orang yang rumahnya paling deket sama saya jadi setiap saya mau les... pasti saya samperin dulu si Aghi. Kemudian ada Dhika. Nama aslinya Adhika Dwi Permana. Nah kalo dilapangan... Dhika ini paling jago mengolah si bundar. Kemudian ada Abdul.. temen saya yang satu SMK dengan saya ini memiliki nama lengkap Abdul Azis Agung Riyadi atau suka disingkat jadi A3R atau aer. Mereka berdua (Dhika dan Abdul) adalah orang yang paling playboy diantara kami semua... sedikit sedikit ngomongin cewe.. cewe...dan cewe. Mereka SMP-nya di SMPN 17 Bandung. Kemudian ada Taufik, Dimas, dan Isfahan ketiga orang ini SMP-nya di MTSN 2 Bandung. mereka adalah siswa yang datar datar aja. Dan jangan lupakan orang terganteng, baik, dan tidak sombong yang satu ini. Namanya Rio... nama lengkapnya Rio Alfriza Faiz. Dan itulah saya

Nah cukup penjelasannya tentang temen temen gue. Lanjutkan ke TENDANGAN MAUT AGHI WARDHANI.

 Jadi waktu itu waktu kami istirahat. Rencananya kami akan main bola dilapangan paving blok yang super keras di halaman tempat les..yang membuat kaki bisa memar memar. Karena tidak ada bola akhirnya kami patungan dulu untuk membeli bola yang harganya kalau tidak salah 4000 rupiah. Pergilah Gue dan Aghi menemui engkong yang jual bola. Akhirnya kami membeli bola yang bentuknya bulat... bukan kotak ataupun prisma. Kami membagi 2 tim menjadi 5-an 5-an. Kalau gak salah saya satu tim dengan Aghi. Bola sudah ditempatkan dititik tengah lapang rencananya Aghi yang akan melakukan tendangan pertama. Saat itu di kubu musuh... yang jadi kiper  adalah Anugerah. Kemudian dengan percaya dirinya Aghi mulai mengarahkan kakinya ke si bundar dan tendangan pertama dimulai Aghi langsung mengarahkan bola kegawang musuh.... namun rupanya bolanya hanya menggelinding tidak karuan kecepatanya hanya 2 meter per detik (buat yang gak tau 2m/s, pokoknya 2m/s itu pelan banget kayak kuda berjalan dengan 1 kaki) .

Kami sedikit kecewa, lebih tepatnya bengooong

  (barudak :  (-_-)          Aghi : heheh...sory.. (^_^v)).

Dengan enteng Anugrah mengambil bola.... namun entah siapa yang salah entah siapa yang pinter. Ternyata Anugrah salah dalam tata cara menangkap bola. Anugrah berniat menangkap boal dengan cara dipeluk... entah karena menangkapnya terlalu lebay... jadinya bola pun terbang melewati Anugrah dan berhasil mencetak angka bagi tim saya... tapi ternyata.......... bola tersebut terbang melewati pagar dan menuju ke jalan raya. Dan....dan........dan....bola pun membentur motor yang sedang melaju dalam kemacetan dan kontainer sampai terguling (OKe kalau kontainer gue ngarang). Karena kaget... pengemudi motor tersebut memberhentikan motornya secara mendadak.... dan membuat motor yang ada dibelakangnya menabrak motor itu.

 bbbbrrrrruuukkkk..... daaaaaarrrr... ahhhhhh nooo noooo my head... brukkk brusuuukkk (sory ada sound efek tambahan)

Kedua motor tersebut terjatuh dengan keras dan seketika tergeletak di aspal. Ternyata si Rama sudah berlari lebih dulu... sedangkan yang lainnya hanya melamun melihat nasib 2 motor itu.

Rama: “Belecir.. uuuuueeeeyyyyyy!!”

(buat yang gak tau belecir, belecir itu bahasa Sunda yang Artinya Lari rame rame)

Kamipun kaget mendengar teriakan rama dan akhirnya sadar dari lamunan dan mengetahui bahwa motor itu jatuh gara gara bola. Dengan secepat kilat kamipun berlari menyusul si Rama... (tadinya mau nolongin motor jatuh (baik hati yah....?) tapi karena melihat si Bos dah lari duluan, akhirnya terbawa lari deh (jahat yah..?) )

Sesampainya didalam gedung... kami melihat lewat jendela dengan wajah ketakutan.

Aghi: “kumaha itu mun ngadatangan...?”
Terjemahan: “gimana kalau yang punya motor nyamperin”

Abdul: “anu najong saha?”
Terjemahan: “Yang nendang siapa?”

Aghi: “kan nu newak si Anugerah”
Terjemahan: “ kan yang nendang si Anugrah”

Dhika: “nah... jadi nu salah si Anugerah”
Terjemahan: “Nah... Jadi yang salah si Anugrah”

Anugerah: “ehhh duka atuh..nu salah mah motor”
Terjemahan: “ehhh gatau donk.. yang salah kan motor”

Rama: “engeus jarempe maneh teh...”
Terjemahan: “Udah jangan pada berisik loe”

Muhtazam: “hahaha....si rama mah..soal ngabelecir paling kahiji”
Terjemahan: “hahaha.... si Rama... soal kabur nomor wahid”

Ibu guru: “aya naraon iyeu teh....?”
Terjemahan: “Ada apa?”

Rama: “itu bu... motor.... motor teh kalahka ngerem pas aya bola teh..... da pirage bola ceuk rama tabrak weh... ieu mah kalahka ngerem ngadadak”

Terjemahan: “Itu Bu... Motor.... motor malah nge-rem ketika bola lewat... kan Cuma Bola, kata saya mah tabrak aja... ini mah malah ngerem mendadak”

Ibu guru: “matakna tong maraen bola...”
Terjemahan: “makannya jangan pada main bola”

Rama: “euh... jadi ieu teh saha nu salah si Aghi atau si Anugerah”
Terjemahan: “euh... Jadi ini siapa yang salah? Aghi atau Anugrah?”

Muhtazam: “hahaha....curiga si Aghi boga elmu... Aghi... maneh bisa ngahipnotis kiper  nya...?”
Terjemahan: “hahaha... curiga si Aghi punya ilmu... Aghi... loe bisa ngehipnotis kiper yah...?”

Dengan beristirahat dan mengambil nafas lega akhirnya kamipun tenang. Aghi si penendang merasa cuek cuek saja dengan apa yang terjadi. Muhtazam pun membuat kami tertawa kembali. Malah si Bos yang mengeluarkan keringat dingin.

Tak berapa lama kedua motor tersebut telah pergi..Gue dan Aghi mencari bola yang harganya Cuma 4000 prupiah itu. Kamipun berhasil menemukannya dan membawanya ke kelas

Muhtazam: “Aghi... alus gi.... tingkatkan...... ke mah usahakeun beunang kontainer jadi kontainer na tiguling”
Terjemahan: “Aghi...Bagus Aghi tingkatkan.... nanti kalau bisa usahakan kena kontainer jadi kontainer yang terjungkal”         (kalau iya terjadi... besoknya kita ada di koran dengan judul “Anak-anak Ajaib mampu menjatuhkan Kontainer Tanpa Alat Berat)

Pesan moralnya “kalau sudah ditakdirkan suatu benda jatuh maka jatuhlah ia (kun fayakun)... walaupun karena tendangan 2 meter/sekon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar